- Aksi Donor Darah di SMA Negeri 9 Bandar Lampung (1 bulan yang lalu)
- Polwan Goes To School di SMA Negeri 9 Bandar Lampung (1 bulan yang lalu)
- Sosialisasi Pengenalan Bank Bukopin untuk Pelajar di SMAN 9 Bandar Lampung (1 bulan yang lalu)
- Remaja Berdaya: Langkah Cerdas Menuju Masa Depan Gemilang dengan Bimbingan Perguruan Tinggi (1 bulan yang lalu)
- Upacara Bendera Senin 19 Agustus 2024: Kapolsek Tanjung Karang Barat, AKP. Ono Karyono, S.H., M.H., Beri Pesan Penting kepada Siswa (1 bulan yang lalu)
- Upacara HUT RI ke-79: Perayaan Budaya dan Semangat Kebangsaan dalam Keberagaman (1 bulan yang lalu)
- Lomba Guru Semarakkan HUT RI ke-79 di SMAN 9 Bandar Lampung (1 bulan yang lalu)
- SMAN 9 Bandar Lampung Gelar Apel Hari Ulang Tahun Pramuka ke-63 (1 bulan yang lalu)
- Pemilihan Ketua OSIS SMAN 9 Bandar Lampung Periode 2024/2025: Langkah Demokrasi di Kalangan Pelajar (2 bulan yang lalu)
- Rapat Rutin SMA Negeri 9 Bandar Lampung (2 bulan yang lalu)
- Debat Seru Pemilihan Ketua OSIS SMA Negeri 9 Bandar Lampung (2 bulan yang lalu)
- KSPM Goes To School: Meningkatkan Literasi Keuangan di SMAN 9 Bandar Lampung (2 bulan yang lalu)
- Pieter Wenesdy Octaviano Arta: Siswa Berprestasi dari SMAN 9 Bandar Lampung Juara Olimpiade Bahasa Prancis Nasional! (2 bulan yang lalu)
- Peringatan 1 Muharram 1446 H : Momentum Kebangkitan Spiritual (2 bulan yang lalu)
- Keselamatan Berkendara di Jalan Raya: Pesan Penting dari Upacara Bendera SMAN 9 Bandar Lampung (2 bulan yang lalu)
Afeksi atau afektif merupakan salah satu domain dari proses pembelajaran. Seperti kita ketahui bahwa domain dalam pembelajaran yaitu kognitif, psikomotor dan afeksi. Bebeda dari domain kognitif dan psikomotor, afeksi akan melihat dari sisi metal sporitual seorang anak. Hal ini lebih menekankan kepada pembentukan kepribadian anak.
Beberapa definisi afeksi yang dipaparkn oleh Luk luk Nur Mufidah dalam tulisannya yang berjudul Pendidikan Afektif dan Implikasinya terhadap Model dan Desain Pembelajaran (2009) diantaranya:
- Pendidikan afektif berarti pendidikan untuk pengembangan sosial-individu, perasaan, emosi, moral, etika. Aspek-aspek ini sering terisolasi dalam kurikulum.
- Pendidikan untuk afektif menunjukkan bahwa pendidikan adalah membentuk siswa menjadi manusia, karena inti pendidikan harus dikaitkan dengan afektif, juga tidak bisa dipisahkan dengan aspek-aspek lain dalam kurikulum.
- Perkembangan afektif adalah proses perkembangan individu atau perubahan-perubahan internal untuk menjadi individu yang baik dan juga masyarakat sosial yang baik.
- Pendidikan pengembangan afektif adalah proses pemikiran yang matang tentang intervensi dalam perkembangan siswa, ini meliputi afektif sebagai bagian dari subjek terkecil yang diintegrasikan dalam kurikulum.
- Domain afektif berarti komponen-komponen perkembangan afektif yang terfokus pada proses atau perubahan-perubahan internal atau kategori tingkah laku dalam pendidikan afektif sebagai sebuah proses atau produk akhir.
Bila kita melihat definisi yang telah dipaparkan diatas,maka kita dapat melihat betapa pentingnnya pendidikan afeksi dalam mencapai keberhasilan seorang anak. Anak tidak hanya cerdas dan terampil dalam menguasai ilmu pengetahuan, tapi anak juga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sosialnya. Anak dapat menguasai dirinya dalam kehidupan bermasyarakat dengan baik. Kemampuan afeksi yang baik akan mendukung kesuksesan anak dalam kehidupan.
Pendidikan afeksi merupakan pengembangan karakter individu, sosial, perasaan, emosional, moral dan etika. Pendidikan afeksi bukanlah pendidikan ekslusif yang hanya dapat diperoleh melalui sekolah atau jenjang pendidikan formal. Pendidikan afeksi justru harus diberikan kepada anak sedini mungkin, sejak kecil. Karena pendidikan afeksi akan membentuk kaakter seseorang.
Keluarga merupakan sekolah awal bagi anak untuk mendapatkan pendidikan afeksi. Karena dalam keluargalah anak tumbuh mendapatkan pendidikannya.
Tetapi dengan perkembangan zaman saat ini orang tua sering abai terhadap pendidikan afeksi dalam kehidupan sehari-hari. Kesibukan dan kebutuhan hidup keluarga yang sering menjai faktor orang tua sering abai terhadap afeksi anak.Bila kita meliha kondisi saat ini, dimana pandemi terjadi dan menuntut kita untuk melakukan berbagai aktivitas dari rumah dapat kita jadikan momentum untuk memparbaiki pendidikan afeksi anak. Interaksi dalam keluarga akan terjadi lebih sering. Orang tua saat ini seharusnya dapat memanfaatkannya untuk berbagi kisah, menanamkan hal-hal baik kepada anak.
Kematangan domain afeksi akan sanagat tergantung pada interaksi dan aktivitas sehari-hari anak. Curahan kasih sayang orang tua secara penuh dalam membentuk karakter anak akan sangat berpengaruh terhadap kematangan afeksinya. Beberpa hal yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan afeksi anak semasa pandemi ini dalam kehidupan keluarga:
- Menghargai orang lain.Orang tua dapat memberikan apresiasi terhadap semua hal baik yang telah dilakukan anak selama di rumah
- Bertanggung jawab. Orang tua dapat mendampingi anak dalam mengerjakan tugas-tugas selama belajar di rumah, dan membuat anak untuk bertanggung jawab terhadap seluruh tugas sekolah yang diberikannya.
- Berbagi dan bergotong royang. Saat ini anak bisa diajarkan untuk berbagi agar merasakan kesulitan orang lain disekitarnya.
- Berfikir positif. Memberi semangat anak dalam belajar jarak jauh yang tidak mudah ini membangun mental mereka untuk selalu berfikir positif dalam menyelesaikan semua permasaahan.
Banyak hal bisa dilakukan di masa pandemi ini dalam membangun pendidikan afeksi di rumah. Keluarga dapat mengambil peran utama dalam proses kematangan domain afeksi anak. Masa pandemi yang sulit ini dapat dijadikan momentum untuk mengembalikan keluarga sebagai tempat pendidikan utama anak.
Sumber:
Nur Mufidah, Lul Luk, Pendidikan Afektif dan Implikasinya terhadap Model dan Desain Pembelajaran, Tadris Vol 4, 2009